BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip proses pembelajaran adalah belajar, sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan perilaku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang kondusif sehingga proses belajar dapat tumbuh dan berkembang.
Permasalahan dalam proses belajar mengajar dewasa ini adalah kecenderungan umum bahwa para siswa hanya terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau kemampuan berpikirnya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas riil di lapangan kegiatan belajar mengajar cenderung monoton dan tidak menarik, sehingga beberapa pelajaran ditakuti dan selalu dianggap sulit oleh siswa. Salah satu penyebabnya, IPA lebih menekankan pada aspek kognitif dengan menggunakan hafalan dalam upaya menguasai materi, bukan mengembangkan keterampilan berfikir siswa, mengembangkan aktualisasi konsep dengan diimbangi pengalaman konkret dan aktivitas bereksperimen (Supangkat, 1991).
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman (Muchith, 2008 : 71).
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui kontekss yang terbatas, konstruktivisme adalah teori yang memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri (Wahid, 2009 : 4).
Beberapa kelebihan model konstruktivisme adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses membina pengetahuan baru, siswa berfikir untuk menyelesaikan masalah, menyusun ide dan membuat keputusan.
2. Siswa terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru sehingga mereka lebih faham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.
3. Kemahiran sosial diperoleh apabila dapat berinteraksi dengan teman atau guru dalam membina pengetahuan baru.
Proses penelitian dengan memanfaatkan konsep energi dan perubahannya sebagai sumber belajar dimaksudkan menjadi salah satu alat fungsional dalam menjembatani proses pencapaian tujuan pendidikan nasional. Pengembangan model pembelajaran melalui siswa yang menunjukkan peningkatan minat, partisipasi aktif dan kreatifitas siswa selama pembelajaran (Tuti Istiati, 34).
Menurut peneliti bahwa permasalahan untuk menerapkan konsep energi dan perubahannya di SDN Karya Bakti karena siswa kurang memahami konsep IPA yang pada hakikatnya terlalu verbalisme/teoritik maka melalui penelitian ini peneliti mengambil judul “Penerapan Model Konstruktivisme pada Konsep Energi dan Perubahannya untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa di Kelas III Semester II”.
Sejumlah alasan dalam mengambil judul karya ilmiah ini adalah melalui model konstruktivisme penelitian pada konsep energi dan perubahannya ini peneliti ingin meningkatkan pemahaman siswa melalui pola pikir yang kritis, aktif dan dapat memecahkan masalah dalam mengembangkan materi pembelajaran untuk merealisasikan dan membuktikan hasil belajar serta pemahaman siswa khususnya pada konsep energi dan perubahannya di kelas III SDN Karya Bakti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas agar masalah peneliti ini lebih jelas dan tajam, maka permasalahan peneliti dibuat dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut :
1. Apakah model konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep energi dan perubahannya?
2. Bagaimana kemampuan guru dalam penerapan model konstruktivisme pada konsep energi dan perubahannya?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini sebagai berikut :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep energi dan perubahannya.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model konstruktivisme pada konsep energi dan perubahannya.
2. Manfaat penelitian.
1. Untuk peneliti
1. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan suatu penelitian
2. Meningkatkan kinerja peneliti yang sekaligus guru sehingga menjadi lebih profesional.
3. Menumbuhkan budaya meneliti.
4. Menjadi kritis terhadap suatu masalah yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
2. Untuk siswa
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas.
2. Lebih cepat memahami pelajaran.
3. Lebih responsif.
4. Memperoleh pengalaman belajar dengan pikiran yang konseptual dan realistis.
3. Untuk guru
1. Meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas.
2. Menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelas.
3. Memperbaiki proses pembelajaran melalui model pembelajaran yang ditetapkan.
D. Definisi Operasional
1. Konstruktivisme adalah proses membangun/menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Filsafat konstruktivisme digagas oleh Mark Baldawin dan dikembangkan dan diperdalam oleh Jean Piaget yang menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hanya oleh objek semata, akan tetapi dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya.
Tujuan dari model pembelajaran konstruktivisme untuk memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri, mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya membantu mengembangan pengertian dan pemahaman siswa secara lengkap, membantu kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri dan lebih menekankan pada proses belajar.
2. Energi adalah kemampuan untuk melakukan suatu usaha atau kegiatan macam-macam energi, misalnya : energi panas, energi gerak dan energi bunyi.
Manusia juga memiliki energi yang didapat dari makanan dan minuman yang setiap hari dikonsumsi.
3. Konsepsi awal siswa adalah pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh siswa sebelum mendapatkan penjelasan materi dari guru.
E. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Yang menjadi lokasi penelitian ini adalah SDN Karya Bakti Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah penelitian ini adalah kelas III SDN Karya Bakti dengan jumlah siswa 34 orang dimana jumlah laki-laki ada 16 orang dan perempuan 18 orang.
No comments:
Post a Comment