Saturday, May 7, 2011

FILSAFAT ILMU


BAB I
PENDAHULUAN

Berfikir pada dasarnya adalah sebuah proses yang membuahkan pengetahuan , proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran yang akhirnya akan sampai pada kesimpulan yang berupa pengetahuan. Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berfikir merupakan cahaya penerang dan penguat dalam menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna.
Ilmu merupakan salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan  yang sedang dihadapi, ilmu merupakan salah satu pengetahuan manusia, sehingga dalam benak kita pasti akan muncul suatu pertanyaan apakah hakikat ilmu itu sebenaranya, karena jika kita mengetahui apa hakikat ilmu pengetahuan yang sebenarnya tentu kiranya  kita akan meningkatkn apresiasi kita terhadap ilmu dan kita juga akan membuka mata terhadap berbagai kekuranganya.  Yang menjadi permslahan tentang ilmu ialah bagaimana  ilmu itu harus di susun  agar sesuai dengan bidangnya masing masing. Mislnya ilmu alam, apa hakikat ilmu alam itu? bagai mana ilmu alam itu menjelaskan meramalkan dan mengontrol gejala-gejala alam? Apa kekurangan dan kelebihan dari ilmu alam? apa metode yang di gunakan dalam ilmu alam? Karena seperti kita keketahui  tujuan utma kegiatan keilmuan ilah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hokum, kaidah, dan sebagainya tentunya dalm menelaah semua itu masing-masing bidang pengetahuan akan berbeda dalam menelaahnya dan juga apsti akan menghasilkan generalisasi  yang berbeda pula. Mungkin ini skilas tentang yang akan kami papar dalam makalah ini sekligus menjdi bahan diskusi kali ini, utuk itu kami asangat mengharpkan keaktifan dari kawan-kawan dalam pembahasan ini.







BAB II
PEMBAHASAN
KERANGKA BERFIKIR ILMU-ILMU ALAM

A.    Pengertian Ilmu-Ilmu Alam
Ilmu merupakan salah satu hasil dari usaha manusia utuk memajukan dirinya, dengan ilmu manusia bisa mengerti tentang jati dirinya yang sebenarnya,  perkembangan ilmu  pada masa lampau atau pun sekarang  merupakan jawaban rasa keinginan manusia  untuk mengetahui tentang kebenaran.
Ilmu alam (Inggris:natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.[1]
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Selanjutnya        IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sering disebut Sains, dalam Bahasa Inggris “Science”mempunyai berbagai macam pengertian. Beberapa ahli di berbagai bidang merumuskan suatu definisi science yang operasional. Diantaranya yaitu:
1.      Fisher
Science adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakanmetode-metode yang berdasarkan observasi.
2.       Carin
Science adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan science tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja, tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

3.      Nash
Ia adalah seorang ahli kimia, menekanakan bahwa science adalah suatu proses atau suatu cara untuk meneropong dunia.
4.      Wigner
Ia adalah seorang ahli fisika mendefinisikan science sebagai gudang penyimpanan tentang gejala-gejala alam.
5.      T.H. Huxley, seorang ahli biologi
Science adalah pikiran sehat yang diorganisir. Secara tepat pernyataan yang mudah dimengerti ini melukiskan kewajaran dan kemasukakalan (rasionalitas) pengetahuan ilmiah sehingga dapat membantu melenyapkan beberapa ilmu sihir (mistik) yang sering melingkupi science.
6.      Bube, seorang ahli fisika
Science adalah pengetahuan tentang dunia alamiah yang diperoleh dari interaksi indera dengan dunia tersebut. Pernyataan ini memberikan suatu ketelitian yang menarik terhadap dua aspek tentang bagaimana observasi terjadi (berlangsung) :
a)      Observasi gejala-gejala alam (yang merupakan dasar-dasar otoritas dimana pengetahuan ilmiah berlaku) melalui pikiran dan indra seseorang.
b)      Proses observasi menyangkut dua jalur interaksi antara pengamat (orang yang melakukan observasi) dan objek (sesuatu yang diobservasi)
7.      James Conant, seorang ahli kimia organik
Science adalah rangkaian konsep-konsep yang saling berhubungan dan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimentasi dan observasi, dan merupakan hasil eksperimentasi dan observasi yang lebih lanjut.
8.      Benyamin, seorang ahli filsafat
Science adalah “mode of inquiry” yang berusaha untuk mencapai pngetahuan tentang dunia dengan menggunakan metode hipotesa yang telah ditetapkan terhadap apa yang diberikan di dalam observasi.
9.      Dampier, seorang ahli sejarah science
Science adalah pengetahuan tentang gejala-gejala alam yang teratur dan studi rasional tentang hubungan antara konsep-konsep yang mana gejala-gejala ini dinyatakan.

10.  A.N. Whitehed
Menyatakan bahwa Sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhada gejala/fakta (orde observasi) dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta (orde konsepsional).
11.  H.W. Fowler
IPA merupakan ilmu yang sistematis yang berhubungan dengan gejala-gajala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
12.  Sund mendefinisikan Science sebagai berikut :
a)      Scientific attitudes (sikap ilmiah), yaitu kepercayaan/ keyakinan, nilainilai, Gagasan atau pendapat, objektif.
b)      Scientific methods (metode ilmiah), yaitu cara-cara khusus dalam menyelidiki/ memecahkan masalah.
c)      Scientific products (produk ilmiah), berupa fakta, prinsip, hukum, teori dan sebagainya.[2]
Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu alam adalah anak kandung dai filsafat materialism. Filsafat materialism adalah cara berfikir yang bertitik tolak pada dasar materi (kenyataan obyektif) yaitu bahwa materi itu adalah primer, sedang pikiran adalah sekunder. Materi itu adalah lebih dulu, baru kemudian lahir ide. Pandangan materialisme yang demikian itu adalah berdasarkan atas kenyataan menurut waktu dan zat.
Menurut waktu artinya bahwa sebelum manusia mempunyai pikiran, alam atau materi ini sudah ada lebih dulu. Menurut zat artinya bahwa manusia dapat berfikir atau dapat mempunyai pikiran, karena ia mempunyai otak, dan otak itu adalah materi. Otak adalah materi atau benda yang berfikir. Otak atau materi itu ada lebih dulu, baru kemudian timbul idea tau pikiran. Tokoh-tokoh filsafat materialism antara lain adalah Thales, Heraklitos, Feuerbach, Karl Marx.[3]


Filsafat materialisme mempunyai tiga macam aliran, yaitu: Materialisme Metafisik, Materialisme Mekanik, dan Materialisme Dialektik. Ketiga macam aliran filsafat materialism itu mempunyai perbedaan-perbedaannya yang satu dengan yang lain dan juga terdapat saling pertentangan.
a)      Materialisme Metafisik.
Materialisme Metafisik  adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis,sedang metodenya metafisik. Ajaran ini menjelaskan banhwa materi itu selalu ada dalam keadaan diam, tetapi tidak berubah selamanya. Jika materi itu berubah, maka perubahan itu ditentukan oleh factor luar, atau karena kekuatan luar. Gerak atau perubahan materi itu adala gerak yang ditentukan oleh kekuatan luar. Di samping itu, menurut materialism metafisik, materi itu dalam keadaan yang terpisah-pisah, tidak saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
b)      Materialisme Mekanik.
Materialisme Mekanik  adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis, sedang metodenya adalah mekanik. Ajaran ini menjelaskan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak atau berubah. Tetapi gerak iu adalah gerak Mekanik. Gerak yang tetap begitu saja selamanya seperti yang telah terjadi sebelumnya, gerak yang berulang-ulang seperti gerak mesin.
c)      Materialisme Dialektik.
Materialisme Dialektik adalah suatu aliran filsafat yang pandangan materialis, sedang metodenya dealektik, artinya materi itu saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Materi itu tidak terpisah-pisah dan tidak berdiri sendiri. Materi itu selalu dalam keadaan gerak, berubah dan berkembang, materi tidak dalam keadaan diam, tidak tetap, atau selalu berubah. Gerak materi itu adalah gerak intern , gerak yang ditentukan oleh faktor dalamnya atau gerak karena kekuatannya sendiri, bukan gerak ekstern, bukan gerak yang ditentukan oleh factor luar, bukan gerak karena factor dari luar. Gerak materi itu adalah dialektis, yaitu berubah dan berkembang menuju ketingkatnya yang lebih tinggi dan lebih maju, seprti spiral. Materi bukan gerak seperti gerak mekanik. Sedang apa yang disebut diam itu hanya penampakannya saja atau bentuknya saja. Sebenarnya gejala dan bentuk yang nampak itu adalah hakikat atau isi yang selalu gerak. Maka diam itu hakikatnya adalah gerak, yaitu gerak intern dari sesuatu yang dapat diamati.

               Materialisme dialektik lazim disebut “the science of knowledge” yaitu ilmu untuk memperoleh pengetahuan dan ilmu untuk memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dan masyarakat. Ia memenuhi persyaratan sebagai ilmu dan kebenarannya bisa disamakan dengan ilmu Biologi dan ilmu alam, karena ie mempertanyakan factor-faktor objektif di luar manusia yang bisa mendorong manusia berfikir dan berperilaku tertentu. Sebenarnya di luar manusia ada factor obyektif yang menentukan manusia berfikir dan berperilaku. Adam Smith mengatakan factor-faktor obyektif itu adalah “invisible hand atau tangan ajaib” dan Karl Marx mengatakan factor-faktor obyektif itu adalah kontradiksi intern dalam obyek (materi) itu sendiri.
Dalam pandangan materialisme dialektika, ide yang nampaknya murni itu hakikatnya adalah perluasan pengalaman masa lalu yang bersatu padu dengan pengalaman masa kini untuk membuat keputusan mengenai keadaan di masa mendatang dan untuk menjelaskan gejala, peristiwa dan perubahan alam dan social ini merupakan aktivitas intelektual dimana kondisi manusia adalah sebagai suatu proses perkembangan yang terus menerus dalam mempengaruhi pengalaman fisik dan sosialnya.
Hakikatnya aktivitas intelektual adalah melakukan abstraksi dan generalisasi atas pengalaman, mencari prinsip-rinsip yang bisa menjelaskan hasil indrawi dari keadaan obektif yang sangat komplek, dan memahami hubungan-hubungan logis dari berbagai unsure dalam keadaan obyektif yang dapat dipahami oleh pikiran kita. Kemudian teori digunakan sebagai pedoman aktivitas manusia terhadap alam dan social (ekonomi dan politik).
Kesatuan proses aktivitas intelektual dan aktivitas ekonomi politik itu disebut praxis. Aktivitas intelektual saja tanpa aktivitas ekonomi-politik disebut contemplation, dimana bahayanya adalah konsep yang ada dalam pikiran tidak berubah sehingga sulit untuk mengikuti perubahan kondisi obyektif. Sebaliknya, aktivitas ekonomi-politik saja tanpa aktivitas intelektual disebut pragmatism, dimana bahayanya adalah aktivitas yang dilakukan itu tanpa sasaran yang jelas sehingga menimbulkan  anarki. Praxis mempunyai kekuatan yang hebat yaitu mampu mengadakan pelawanan dengan kekerasan terhadap setiap bentuk ketidakadilan social dan mampu mengambil pelajaran yang baik dari pengalaman.Praxis mampu mengadakan perubahan social.

B.     Materi dan Ide
Materi mempunyai arti yang berbeda-beda antara arti menurut pengerian filsafat dan arti menurut pengertian ilmu alam .Menurut pengertian filsafat, materi itu adalah sangat luas, sedang menurut ilmu alam, materi itu adalah tebatas. Dalam pengertian filsafat, materi ialah segala sesuatu yang ada secara obyektif, ada di luar idea atau di luar kemauan manusia. Materi adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindera manusia, yang kemudian dapat melahirkan pikiran. Dalam pengertian ilmu alam, materi adalah segala sesuatu yang mempunyai susunan  atau yang tersusun secara organis, yaitu benda. Dengan demikian, pengertian materi menurut filsafat sudah mencakup pengertian materi menurut ilmu alam.
Materi melahirkan dan mengembangkan pikiran. Otak sebagai materi memproduksi ide,karena otak mempunyai daya (energy): tangkap, smpan, seleksi, kombinasi dan daya simpul (menyimpulkan), Sedangkan ide ialah cermin daripada materi atau merupakan bentuk lain daripada materi. Tetapi ide itu tidak sama persis seperti materi yang dicerminkan. Ide itu ada berada di atas atau di depan materi. Ide bisa menjangkau jauh di depan materi. Walaupun demikian, ide tidak bisa terlepas dari materi.
Materi atau ide adalah dua bentuk yang lain dari gejala yang satu dan sama. Materi menentukan ide, sedang ide mempunyai pengaruh terhadap perkembangan materi. Jadi ide juga mempunyai peranan aktif dan bukannya bersifat pasif seperti cermin biasa. Karena otak itu mempunyai beberapa daya (energy), maka ide (pikiran) mampu membimbing, mengarahkan, dan memimpin perkembangan materi (keadaan obyektif tentang alam dan social). Jika materi diterjemahkan ke dalam pengertian mengelola alam dan masyarakat, maka ia akan melahirkan ide (pikiran atau teori) yang dapat membimbing, mengarahkan, dan memimpin perkembangan pengelolaan alam dan social.

C.    Gerak Materi
Gerak adala gaya keberadaan materi yang meliputi semua proses perubahan yang berlangsung dalam jagat raya sampai dengan pikiran. Dalam pengetahuan alam, pengetahuan tentang gerak dimulai dari teori mengenai perubahan tempat yaitu mekanika dari benda-benda langit dan massa-massa bumi, kemudian dilanjuktkan ke teori mengenai gerak molecular fisika, atom dan kimia. Inilah bentuk-bentuk gerak alam tidak hidup.
Keseluruhan alam adalah saling berhubungan benda-benda, atau saling hubungan semua keeradan material yang terentand dari bintang-bintang, atom-atom, sampai partikel-partikel. Yang menyebabkan gerak adalah saling hubungan dan reaksi timbal-balik dari keberadaan.
Dalam pemikiran filsafat, jagat raya merupakan system, yaitu saling hubungan dan reaksi timbale-balik benda-benda. Ia tidak diciptakan dan tidak dapat dihancurkan, oleh sebab itu gerak juga tidak diciptakan dan tidak dapat dihancurkan. Descartes mengatakan bahwa gerak yang terdapat dalam jagat raya selalu sama. Helmholtz mengatakan bahwa gerak adalah koservasi daya. Bentuk dasar semua gerak adalah pendekatan dan pemisahan, atau kontraksi dan pemuaian, atau tarikan dan tolakan. Kant mengatakan bahwa materi adalah kesatuan dari tarikan dan tolakan. Semua gerak terdiri atas saling pengaruh tarikan dan tolakan, setiap tarikan suatu benda dikompensasikan oleh tolakan benda lain yang bersesuaian, jika tidak, gerak akan berhenti karena salah satunya adalah berdominasi. Oleh sebab itu semua tarikan dan tolakan dalam jagat raya mesti saling mengimbangi satu sama lin, jumlah semua tarikan dalam jagat raya adalah sama dengan jumlah semua tolakan.
Konsep dialektika menjelaskan bahwa pengetahuan alam merupakan hasil dari saling hubungan, pertentangan dan pemisahan; saling hubungan berada dalam pertentangan; persatuan berada dalam pemisahan. Semua gerak dalam jagat raya terjadi di sepanjang garis yang menghubungkan pusat benda-benda yang satu dengan yang lainnya beraksi secara timbale-balik.
Galileo menemukan hokum mengenai kejatuhan. Ia menyatakan bahwa jarak yang dilalui oleh benda-benda yang jatuh adalah sebanding dengan kuadrat-kuadrat waktu-waktu yang berlangsung dalam kejatuhan itu. Kuantitas gerak dari suatu benda ditentukan oleh massa dan kecepatan dari sebuah benda yang bergerak mencari ukuran dai geraknya itu.
Gerak adalah perubahan dan perkembangan kondisi obyektif dan benda. Itu berarti bahwa sesuatu yang gerak adalah materi. Segala sesuatu yang obyektif itu adalah gerak artinya berubah dan berkembang. Tidak ada sesuatu yang obyektif ada itu tetap atau abadi, tetapi selalu gerak. Yang tetap atau abadi adalah gerak itu sendiri. Gerak mempunyai dua bentuk yang utama., yaitu:
a)      Gerak Mekanis
Gerak mekanis adalah gerak atau perubahan yang bersifat mengulang secara terus menerus secara tetap dalam lingkungannya yang lama dan tidak akan dapat mencapai perubahan yang bersifat kualitatif lebih tinggi dan lebih maju. Gerak mekanis adalah gerak yang bersifat kuantitatif, gerak yang begitu-begitu saja, terus- menerus, berulang-ulang, seperti gerakan mesin.
b)      Gerak Dialektis (non-organik ke organic)
Gerak Dialektis adalah gerak atau perubahan yang bersifat meningkat , dari tingkatannya yang rendah menuju ke tingkatannya yang lebih tinggi, dapat mencapai kualitas baru. Tampaknya seperti mengulangi dalam bentuk pada tingkatannya yang rendah. Tetapi, bentuk itu sebenarnya adalah sudah dalam keadaan kualitas yang lebih tinggi. Jadi tidak mengulangi kembali seprti semula dalam bentuk pada tingkatannya yang rendah atau dalam kualitasnya yang lama. Arah gerak atau perubahan dialektis adalah seperti spiral.

D.    Keseimbangan
Diam sebenarnya juga merupakan bentuk gerak yang bersifat sangat sementara. Sebab materi yang diam itu sebenarnya adalah dalam proses gerak. Kekuatan dari unsure-unsur materi yang saling berkontradiksi itu sama kuatnya sehingga salah satunya tidak ada tergeserkan pada titik bertemunya, maka nampaknya diam(tidak berubah dan berkembang). Unsur-unsur intern materi yang saling berkontradiksi itu ada yang tergeser dan ada yang mampu terus berkembang yang merupakan kekuatan pendorong kemudian materi itu berubah dan berkembang. Sebenarnya diam merupakan suatu titik keseimbangan, antara kekuatan unsure-unsur intern materi yang saling berkontradiksi.
Di samping itu materi yang nampaknya diam adalah materi yang unsure-unsur internya berkontradiksi  itu masih dalam proses, belum sampai pada perubahan kualitas baru, masih dalam bentuk lama yaitu masih dalam perubahan kuantitas sehingga belum Nampak jelas. Jika unsure-unsur intern materi itu kontradiksnya sudah mampu melahirkan perubahan kualitas, maka nampaknya jelas yaitu ada kualitas baru yang lebih tinggi dan lebih maju; kondisi yang demikian baru dikatakan bahwa materi itu gerak.

Hakikatnya gerak materi adalah unsure-unsur intern materi yang saling berkontradiksi. Kekuatan unsure-unsur intern materi yang saling berkontradiksi itulah yang menentukan gerak. Jadi gerak materi adalah gerak yang ditentukan oleh kakuatan intern materi itu sendiri, bukan ditentukan oleh kekuatan di luar materi. Pola piker yang demikian ini, jika diterapkan dalm sejarah perkembangan masyarakat adalah bahwa suatu masyarakat berubah dan berkembang ditentukan oleh unsure-usnur intern yang saling berkontradiksi dalam masyarakat itu sendiri, bukan ditentukan oleh kekuatan luar.

E.     Materi dan Saling Hubungan
Yang dimaksud materi dalam hal ini adalah unsure-unsur alam, dan yang dimaksud dengan saling hubungan adalah dalam arti saling hubungan yang kongkrit, yaitu saling hubungan yang mempunyai saling pengaruh antara materi yang satu dengan yang lainnya. Saling hubungan yang demikian adalah saling hubungan yang kongkrit bukan saling hubungan yang abstrak. Saling hubungan melahirkan kontradiksi; dalam kontradiksi ada segi-segi yang berkontradiksi yang akan melahirkan perkembangan materi. Saling hubungan kongkrit ada empat macam, yakni:
Saling Hubungan Organik: saling hubungan organic adalah saling hubungan yang mempunyai saling pengaruh antara yang satu dengan yang lain. Saling hubungan dalam rangka kesatuan organic, saling hubungan yang tersusun dan saling terikat.
Saling Hubungan Menetukan: adalah saling hubungan yang hakiki yang menetukan adanya sesuatu, atau adalah saling hubungan hakikat dari adanya sesuatu, dan juga merupakan hakikat dari sesuatu itu sendiri.
Saling Hubungan Pokok: adalah saling hubungan yang menjadi poros dan memimpin semua saling hubungan yang lain, atau saling hubungan yang paling mempengaruhi saling hubungan yang lain, atau saling hubungan yang paling mempengaruhi perkembangan sesuatu yang mengandungnya.
Saling Hubungan Keharusan dan Kebetulan: saling hubungan keharusan adalah saling hubungan yang pasti dan harus terjadi, tidak bisa dielakkan, tidak bisa ditiadakan, dan tidak bisa dihindari. Adapun saling hubungan kebetulan adalah saling hubungan yang belum terjadi. Yang dimaksud kebetulan adalah bertemunya dua keharusan dalam satu titik.
F.     Kebenaran Ilmu Alam
Kebenaran sesuatu mempunyai dua sifat, yaitu bersifat absolute dan bersifat relative. Kebenaran Absolut ialah kebenaran yang lengkap dan menyeluruh dari sesuatu materi keadaan obyektif yang dicerminkan sesuai dengan kenyataan apa adanya. Sedangkan Kebenaran Relatif  ialah kebenaran sementara atau kebenaran pada ruang dan waktu tertentu, akan berubah dan berkembang pada ruang dan waktu lain. Kebenaran relative merupakan kebenaran yang baru sepotong dari suatu materi (keadaan obyektif)
Hakikatnya kebenaran adalah relative, artinya bersifat sementara, ia akan berubah dan berkembang, sebab materi (keadaan obyektif) sebagai sumber kebenaran selalu berubah dan berkembang. Itu berarti bahwa kebenaran obyektif dan kebenaran subyektif, kedua-duanya adalah kebenaran relative, bersifat sementara, dan akan berubah dan berkembang.
Kebenaran absolute dari kebenaran relative adalah dua hal yang berhubungan sangat erat, tidak bisa dipisahkan. Kebenaran absolute (kebenaran yang lengkap dan menyeluruh) itu terjadi dari  kebenaran-kebenaran relative. Sebaliknya kebenaran relative mengandung kebenaran absolute  dan merupakan unsure yang akan melahirkan kebenaran absolute. Suatu kebenaran bersifat absolute karena kebenaran itu ada secara obyektif. Kebenaran absolute itu juga bersifat relative karena kebenaran itu hanya bersifat sementara.
Hakikatnya suatu kebenaran itu tergantung kepada manusia yang mencerminkan. Kaum subyektivis mengatkan bahwa kebenaran hakikatnya adalah bersifat subyektif (ide,pikiran relative), dan kaum obyektivis mengatakan bahwa kebenaran hakikatnya bersifat obyektif (absolute, kenyataan apa adanya). Kaum subjektivis memandang bahwa ide itu primer dan materi itu sekunder, sedangkan kaum obyektivis memandang bahwa materi itu primer dan ide itu sekunder.
Di samping itu kebearan juga bersifat umum dan khusus. Kebenaran Umum ialah kebenaran sepanjang masa 9kebenaran yang tetap selamanya) yaitu kebenaran yang terdapat dan berlaku di semua kurun ruang dan waktu (dimana pun dan kapan pun). Kebenaran Khusus ialah kebenaran menurut ruang dan waktu tertentu. Kedua kebenaran ini (umum dan khusus) adalah dua hal yang berhubungan sangat erat, tidak bisa dipisah-pisahkan. Kebenaran umum terjadi dari kebenaran khusus, atau kebenaran umum itu ada pada kebenaran khusus, dan kebenaran khusus mengandung kebenaran umum dan berpedoman pada kebenaran umum.
Kaum absolutis (dogmatis) mengatakan bahwa hanya ada satu kebenaran yaitu kebenaran universal (absolute) yang berlaku bagi semua kurun dan waktu. Tetapi kaum relativis (revisionis) mengatakan bahwa hanya ada kebenaran relative yang berlaku pada kurun ruang dan waktu tertentu saja. Perdebatan tentang kebenaran ini berlangsung sejak zaman filosof Yunani Kuno abad 5 SM sampai sekarang ini. Kaum absolutis mempertahankan bahwa hanya ada kebenaran universal yang datangnya dari ide, sedangkan kaum relativis  juga mempertahankan bahwa hanya ada kebenaran relative yang datangnya dari materi yang selalu berubah dan berkembang dalam ruang dan waktu sepanjang sejarah perkembangan kehidupan manusia.
Berdasarkan kajian ilmu alam (ilmu empiris), kebenaran hakikatnya adalah masalah ilmu. Hanya ilmu yang berhak berbicara tentang kebenaran, karena dalam dunia ilmu, apa yang dipikirkan oleh manusia harus bisa diverifikasi dengan fakta. Kebenaran ilmu boleh dijungkirbalikan atau boleh dihapuskan, jika apa yang dipikirkan tidak sesuai dengan fakta. Kebenaran ilmu selalu berkembang maju mengikuti perubahan dan perkembangan kondisi obyektif. Tetapi dalam kehidupan social terdapat berbagai jenis kebenaran antara lain kebenaran religi (adat istiadat), kebenaran Agama, kebenaran ideology,dan sebagainya. Individu sebagai bagian dari masyarakat yang harus menghormati dan menghargai semua kebenaran yang ada di dalam masyarakat, agar tidak terjadi konflik berebut kebenaran.[4]

G.    Ruang Lingkup Ilmu-Ilmu Alam
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & non manusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni. Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA). Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.
Selain itu ruang lingkup ilmu alam diantaranya yaitu:
a.      Alam Semesta
Mengenal alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Dalam mikrikosmos dipelajari tentang benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil. Misalnya: ataom, elektron, sel dan sebagainya. Sedangkan dalam makroskosmos dipelajari tentang benda-benda yang mempunyai ukurang yang sangat besar. Misalnya : bintang, planet, galaksi dan sebagainya.
b.       Isi Alam Semesta
Alam semesta terdiri dari semua materi, termasuk tenaga dan radiasi segala hal yang telah diketahui dan baru pada tahap percaya bahwa pasti ada di antarariska. Bumi, bulan dan planet-planet dan Matahari yang termasuk dalam Tata Surya hanyalah titik kecil diantara 200 milyar bintang penyusun galaksi Bimasakti.
c.       Teori Terbentuknya Alam Semesta
Pendapat tentang terbentuknya alam semesta baru merupakan teori, yang meskipun sudah banyak penelitian dilakukan namun masih tetap dalam tingkat teori saja. Pada dasarnya ada dua pendapat tentang terbentuknya alam semesta ini.
1.      Teori Keadaan Tetap
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold. Teori ini berdasarkan pada prinsip kosmologi  sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta ini dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan demikian teori ini secara ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk, tumbuh, menjadi tua akhirnya mati. Jadi teori ini beranggapan bahwa alam semesta tidak terhingga tuanya (tanpa awal dan tanpa akhir).
2.      Teori Dentuman Besar
Teori ini berlandaskan asumsi bahwa ada suatu massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis yang sangat besar. Karena adanya reaksi inti, kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan.


H.    Sumber Ilmu Alam
Sumber ilmu adalah adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an secara gamblang (tegas) memerintahkan kita (manusia) untuk menuntut ilmu pengetahuan. Dan ayat-ayat yang menyuruh untuk kita berfikir, untuk kita mengambil I’tibar (pengajaran), menggunakan akal, cukup banyak terdapat didalam Al-Qur’an.
  Diantaranya ayat-ayat seperti berikut:
 xsùr& tbrãÝàYtƒ n<Î) È@Î/M}$# y#øŸ2 ôMs)Î=äz ÇÊÐÈ n<Î)ur Ïä!$uK¡¡9$# y#øŸ2 ôMyèÏùâ ÇÊÑÈ n<Î)ur ÉA$t6Ågø:$# y#øx. ôMt6ÅÁçR n<Î)ur ÇÊÒÈ ÇÚöF{$# y#øx. ôMysÏÜß ÇËÉÈ
“Apakah meraka tidak memperhatikan Unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit bagaimana dia ditinggikan. Dan Gunung-gunung bagaimana dia ditegakkan. Dan Bumi bagaimana dia dihamparkan.”
(QS. Ghosyiyah:17-20)
  Kemudian ayat berikut ini:
 óOs9urr& (#rãÝàZtƒ Îû ÏNqä3n=tB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $tBur t,n=y{ ª!$# `ÏB &äóÓx« ÷br&ur #Ó|¤tã br& tbqä3tƒ Ïs% z>uŽtIø%$# öNßgè=y_r& ( Ädr'Î7sù ¤]ƒÏtn ¼çny÷èt/ tbqãZÏB÷sムÇÊÑÎÈ

No comments:

Post a Comment